Rabu, 01 Februari 2012

Hadiah Untuk Orang-Orang Patrap

PATRAP
-->
Oleh : Cahya Saputro


Perjuangan dalam menyempurnakan diri melalui sikap diri yang seperti ini akan menghasilkan akhlaq tawakkal yang menurunkan akhlak mulia lainnya. Sebagaimana dikisahkan dalam hadits berikut:
Malaikat Jibril berkunjung ke tempat Rasulullah saw, “Ya Muhammad, ALLAH mengutusku untuk menyampaikan sebuah hadiah yang tidak pernah diberikan-Nya kepada siapapun sebelum kamu.”
Hadiah apa itu wahai Jibril?” tanya Muhammad ingin tahu.
Sifat sabar. Dan ada yang lebih baik dari itu.”
Apa itu hai Jibril?”
Sifat qana’ah. Dan ada yang lebih baik dari itu.”
Apa itu hai Jibril?”
Sifat ridha. Dan ada yang lebih baik dari itu.”
Apa itu hai Jibril?”

Sifat zuhud. Dan ada yang lebih baik dari itu.”
Apa itu hai Jibril?”
Sifat ikhlash. Dan ada yang lebih baik dari itu.”
Apa itu hai Jibril?”
Sifat yaqin. Dan ada yang lebih baik dari itu.”
Apa itu hai Jibril?”
Untuk mendapatkan kesemuanya itu dibutuhkan sifat tawakkal, berserah diri sepenuhnya kepada ALLAH azza wa jalla.”
Apa itu tawakkal kepada ALLAH hai Jibril?”
Tawakkal berarti engkau mempunyai sikap bahwa selain ALLAH tidak ada yang bisa mendatangkan sebarang kerugian atau manfaat, memberi atau melarang, dan engkau bersikap tidak menaruh harap pada selain-Nya. Apabila seorang hamba bersikap dan mempunyai sifat seperti ini, maka dia tidak akan mengerjakan sesuatu melainkan karena ALLAH semata. Dia tidak berharap dan tidak takut melainkan kepada ALLAH. Dia tidak serakah memohon kecuali kepada ALLAH. Inilah yang disebut tawakkal.”
Wahai Jibril, apa arti sifat sabar?”
Yakni engkau bersabar di saat papa/miskin, sebagaimana engkau bersabar di saat kaya; engkau bersabar di saat menerima bencana, sebagaimana engkau bersabar di saat sejahtera; engkau tidak mengeluhkan keadaanmu kepada makhluk lain atas apa yang engkau terima dari ujian dan derita.”
Wahai Jibril, apa arti sifat qana’ah?”
Qana’ah berarti engkau merasa cukup dengan apa yang engkau terima dari duniamu; engkau merasa cukup dengan yang sedikit dan bersyukur atas yang ala kadarnya.”
Wahai Jibril, apa arti ridha?”
Orang yang ridha adalah orang yang tidak murka kepada tuannya, apakah dia memperoleh dunianya atau tidak; dan dia tidak rela dirinya menjalankan suatu tanggung jawab sekedarnya.”
Wahai Jibril, apa arti zuhud?”
Orang zuhud adalah yang mencintai orang yang cinta kepada Khaliq-nya, benci kepada orang yang membenci Khaliq-nya, bersikap hati-hati dari bagian dunia yang halal, dan tidak menoleh pada yang haram. Karena yang halal pasti dihisab dan yang haram pasti dihukum. Dia kasih kepada seluruh kaum Muslimin seperti halnya dia kasih kepada dirinya sendiri. Dia bersikap waspada ketika berbicara, sebagaimana dia menghindar dari bangkai yang sangat busuk baunya. Dia berhati-hati dari tipu daya dunia dan keindahannya, sebagaimana dia menghindari api dari melahapnya. Dia tidak berangan-angan panjang dan menganggap seakan ajalnya sudah berada di hadapannya.”
Wahai Jibril, apa arti ikhlash?”
Orang ikhlash adalah dia yang tidak memohon dari manusia lain, tapi berusaha keras sampai dia memperoleh cita-citanya; apabila dia telah memperolehnya dia akan rela. Jika masih ada sesuatu yang tersisa di tangannya, dia akan memberikannya karena ALLAH semata-mata. Orang yang tidak memohon dari makhluq, berarti dia telah menyatakan ubudiyah (kehambaan) kepada ALLAH azza wa jalla. Jika dia memperolehnya lalu dia rela, berarti dia telah rela kepada ALLAH dan ALLAH juga rela kepadanya. Apabila dia memberi semata-mata karena ALLAH azza wa jalla, maka dia memberinya dengan penuh keyakinan akan janji-Nya.”
Wahai Jibril, apa arti sifat yaqin?”
Orang yaqin adalah dia yang beramal semata-mata karena ALLAH seakan-akan dia melihat-Nya. Sekalipun dia tidak melihat ALLAH, namun ALLAH melihat dia. Dia yakin bahwa apa yang terjadi padanya bukan sesuatu yang keliru dan apa yang tidak terjadi pada dirinya adalah bukan bagiannya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar