Selasa, 08 November 2011

Kegiatan Character Building

Character Building yang diselenggarakan Oleh Puri Gumuk Merang di dukung oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Hotel Mahkota Plengkung, Banyuwangi FM, VIS FM. yang dilaksanakan pada tanggal 29 s/d 30 Oktober 2011. yang di ikuti 100 Peserta yang terdiri dari guru, Pelajar dan Masyarakat umum. 

Acara ini dibuka langsung OLeh Bupati Banyuwangi, dan diikuti para Muspida dan Komponen Pemerintah Daerah Serta Budayawan Kabupaten Banyuwangi. dan sebagai narasumber acara ini adalah :
1. H. Slamet Utomo   ( Sejarah dan Pembimbing Spiritual )
2. Ir. Adlinsyah          ( Motivasi Intrinsik )
3. Ir. Yusdeka, MSi     ( Membuka Ruang Spiritual )
4. Ir. Cahya Saputra   ( Ilmu dan Agama )
5. Ir. Sutejo, MM        ( Kesaksian )

Hasil dari kegiatan ini dari Peserta Pelatihan mengungkapkan bahwa acara ini sangat perlu guna menumbuhkan rasa nasionalisme dan generasi yang berkarakter serta berbudaya berkeTuhanan Yang Maha Esa.





 
 




3 komentar:

  1. UNTUK YANG SAMA-SAMA BELAJAR
    Aku khusuki Islam dengan kebodohanku dan kefakiranku, tidak ada sembahanku kecuali Allah dan Nabi Muhammad saw adalah Rasulullah. Aku datangi Allah dengan jiwaku dan aku kembalikan wujudku kepada-Nya. Jiwaku milik-Nya, wujudku kehendak-Nya. Di sana aku puja Allah, alangkah indah dan lembutnya. Aku shalat, aku datang, aku berbicara dengan kerinduanku kepada-Nya.
    Satu persatu ajaran Rasulullah saw aku jalankan. Aku bershalawat dan bersalam kepada Rasulullah saw dengan lillahi ta’ala. Itu adalah doaku. Al Ahzab 56 pedomanku.
    Aku rasakan manisnya, indahnya, lembutnya getaran iman. Isbatul yakin aku dapatkan untukmu Islam. Air mata menetes tanda keharuan. Andaikan orang-orang yang menyatakan dirinya punya dasar, berani datang berjalan kepada-Nya, niscaya mereka akan mendapati bukanlah perbedaan-perbedaan faham yang runcing, tapi Islam yang maha luas.
    Kesaksian adalah perjalanan, Bila sudah sampai, apa arti kesaksian?
    Aku tidak boleh membenci, Abu Lahab, kaum Quraisy bertugas menempa Rasulullah saw. Rasulullah saw teladan manusia. Nabi Musa as dan Fir’aun bertugas mempertahankan kebenaran mereka dengan jiwa yang keras. Nabi Musa as kebenaran hakiki. Fir’aun kebenaran dirinya.
    Jika tidak bisa dengan tanganmu, nasehatmu, doamu untuk mereka, demikian Rasulullah saw.
    Aku sekarang tahu akan daku, kelanggengan adalah hakikiku, yang Engkau dahului dengan pengakuan-Mu ya Allah sebagai sesembahan manusia. Pengakuan adalah kehancuranku, juga syirikku. Kefanaan adalah pasrahku. Dalam keheningan Engkau lebih nyata dariku, lebih nyata dari yang tampak. Engkau bersembunyi dalam Qur’an-Mu.
    Ya Allah bila dalam aku memakrifatkan diriku kepada-Mu terdapat kekurangan dan kesalahan, ampunilah aku ya Allah, aku bersaksi Laa Ilaha illallah, Muhammad Rasulullah.
    Berkehendaklah Allah dengan rahmat-Mu kepada semua yang tergelar, jangan Engkau tinggalkan dan Engkau murkai semua yang tergelar ini.
    Betapa indahnya ciptaan Allah, beraneka ragam bentuk dan gerakannya, serta hukum dan tata caranya, manusia disibukkan olehnya. Tidak adakah sekarang yang merenungkan siapakah Allah? Tidak adakah sekarang yang berbondong-bondong mendatangi-Nya? Allah adalah pepujaan. Allah adalah sesembahan. Puja-puji bukanlah datang kepada-Nya, hanya melalui lagu-lagu dan hitungan dalam suara serta dalam hati.
    Alangkah indahnya zaman Nabi saw, Wali-Wali berkumpul bersama dalam tubuh dan jiwa, hadir, berkomunikasi dalam puja dan puji kepada Allah. Sehingga Allah selalu bersama, memimpin dan membimbing dengan NurNya dalam kesejukan dan ketenangan jiwa.
    Rahmat Allah bersama kita semua.

    Banyuwangi, 21 September 2001


    H Slamet Utomo

    BalasHapus
  2. Dari Abu Hurairah ra katanya, “Pada suatu hari Rasulullah saw tampak sedang berkumpul dengan orang banyak. Sekonyong-konyong datang kepadanya seorang laki-laki, lalu bertanya, “Ya Rasulullah! Apakah yang dikatakan Iman?”
    Jawab Nabi saw, “Iman ialah:
    Iman dengan Allah;
    Iman dengan para malaikat-Nya;
    Iman dengan Kitab-kitab-Nya;
    Iman akan menemui-Nya;
    Iman dengan para Rasul-Nya dan
    Iman dengan berbangkit di akhirat.”
    Dia bertanya pula, “Apakah yang dikatakan Islam?”
    Jawab Rasulullah saw, “Islam ialah:
    Menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain-lain;
    Menegakkan shalat fardhu;
    Membayar zakat wajib;
    Puasa Ramadhan.”
    (Haji)
    Tanyanya pula, “Ya Rasulullah! Apakah yang dikatakan Ihsan?”
    Jawab Nabi saw, “Menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Sekalipun engkau tidak melihatnya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
    Tanyanya pula, “Bilakah terjadi hari kiamat?”
    Jawab Nabi saw, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang menanya. Tetapi akan kuterangkan kepadamu tanda-tandanya:
    Apabila hamba sahaya perempuan telah melahirkan majikannya, itu adalah salah satu tandanya;
    Apabila orang miskin yang hina dina telah menjadi pemimpin, itu juga termasuk tanda-tandanya;
    Apabila gembala ternak yang hina, telah bermewah-mewah di gedung nan indah, itu pun termasuk tanda-tandanya.
    Selanjutnya ada lima perkara yang tidak seorangpun dapat mengetahuinya selain Allah. Kemudian Rasulullah saw membaca ayat, “Sesungguhnya Allah,
    hanya Dia sajalah yang mengetahui tentang hari kiamat; dan
    Dia lah yang menurunkan hujan dan
    yang mengetahui apa yang ada dalam rahim.
    Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dikerjakannya besok; dan
    tiada seorang pun pula yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati;
    Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Luqman 31:34)”
    Kemudian orang itu berlalu. Maka bersabda Rasulullah saw, “Panggil orang itu kembali.”
    Para sahabat berusaha mencari orang itu untuk memanggilnya kembali, tetapi mereka tidak melihatnya lagi. Maka bersabda Rasulullah saw, “Itulah Jibril as. Dia datang mengajarkan agama (ad diyn) kepada anda sekalian.”

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus